• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
08 Jul

Mitomania: Berbohong yang Menjadi Hobi

by Nanda Puteri Syahrah, S.Psi

Socconians, apakah kamu pernah di dalam situasi yang membuat kamu merasa lebih baik berbohong? Mungkin, beberapa dari kita pernah mengalami situasi tersebut. Namun, bagaimana jika perilaku berbohong itu menjadi kebiasaan terus-menerus? Inilah yang disebut mitomania, Socconians. Mitomania adalah kondisi ketika seseorang selalu berbohong, bahkan tanpa tujuan apa pun, yang menyebabkan orang tersebut menjadi terganggu kesehatan mentalnya

Umumnya, seseorang akan berbohong karena suatu kondisi. Misalnya, seperti takut menyakiti hati seseorang apabila berkata jujur. Lantas, hal ini berbeda dengan orang yang memiliki mitomania. Mereka akan kesulitan untuk menghentikan kebiasaan berbohongnya dan percaya bahwa hal yang mereka katakan itu benar.

Mitomania atau yang dapat disebut pathological liar ini dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, stres berlebih, juga kecenderungan berbohong lebih banyak lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya.

Kondisi mitomania sampai saat ini masih menjadi bahan diskusi oleh para ahli. Namun, banyak ahli yang mengatakan kondisi mitomania disebabkan karena perasaan rendah diri yang dimiliki. Perasaan rendah diri ini muncul ketika seseorang tidak bisa menjadi sempurna. Hal inilah yang membuat seseorang melakukan perilaku berbohong terus menerus. Selain itu, kondisi masa kecil juga turut mempengaruhi, seperti pengalaman seorang anak yang tumbuh untuk memenuhi permintaan orang tuanya. Tanpa sengaja, kemauan orang tua dapat berkontribusi untuk membuat anak tumbuh dan mengembangkan penilaian yang kurang tepat terhadap dirinya sendiri. Aktivitas otak yang tidak normal juga bisa menjadi kondisi mitomania berlangsung pada seseorang.

Lalu, apakah mitomania dapat disembuhkan?

Pada dasarnya, kesadaran si pengidap terhadap perilakunya adalah hal utama untuk mengobati mitomania sendiri. Perawatan yang dilakukan dapat berupa pemberian obat-obatan pendukung, seperti antidepresan dan psikoterapi. Namun, pengobatan tersebut juga turut mempertimbangkan apakah si pengidap mitomania memiliki permasalahan mental lainnya.

Socconians, tertarik dengan berbagai topik tentang kesehatan mental? Social Connect menyediakan berbagai konten menarik yang dapat dilihat di kolom ‘artikel’ di laman web Social Connect. Cek lebih lanjut, yuk!

Referensi

Nama Penulis : Nanda Puteri Syahrah, S.Psi

Editor Tata Bahasa : Hania Latifa

Sumber Tulisan:

  1. Drew A. Curtis, Deception detection and emotion recognition: Investigating F.A.C.E. software, Psychotherapy Research, 10.1080/10503307.2020.1836424, 31, 6, (802-816), (2020).
  2. Muzinic L, Kozaric-Kovacic D, Marinic I. Psychiatric aspects of normal and pathological lying. Int J Law Psychiatry. 2016 May-Jun;46:88-93. doi: 10.1016/j.ijlp.2016.02.036. Epub 2016 Apr 2. PMID: 27048622
  3. Selling LS. 1942. The psychiatric aspects of the pathological liar. Nerv Child.
  4. Widyawati, M., & Saraswati, E. (2022). Kepribadian Mythomania Tokoh Atha dalam Novel. 4(1), 64–75

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2023 All rights reserved.