• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
30 Jun

Jangan Diam Ketika Orang Dekatmu Berkata Ingin Bunuh Diri

by

Hai, Socconians!

World Health Organization (WHO) pernah mengeluarkan data berskala global pada 2016 terdapat satu juta orang di dunia yang mati karena bunuh diri. Tanpa disadari, pikiran untuk melakukan bunuh diri dapat menyerang siapapun. Meskipun terkadang, di keadaan normal kita merasa hal-hal seperti itu tidak akan terjadi pada diri sendiri atau lingkungan sekitar. Kesadaran dan pemahaman masyarakat yang pada umumnya kurang mengenai bunuh diri juga menambah rendahnya kesiapan kita menghadapi perilaku-perilaku suicidal.

Masyarakat pada umumnya sering tak acuh terkait kondisi suicidal ini. Kita sering menganggap curahan hati tentang bunuh diri hanya sebuah candaan atau perkataan ngelantur saja. Padahal, apabila seseorang bercerita kepada kamu kalau ia ingin bunuh diri, itu bisa saja sebuah pertanda ia mengalami depresi yang mendalam dan dapat menjadi sebuah awal dari percobaan bunuh diri. Nah, kalau ada orang terdekatmu yang bercerita demikian, jangan diam dan pertimbangkan untuk melakukan hal-hal berikut ini!

1. Kenali dan Sadari Tanda-tandanya!

Fakta menunjukkan orang-orang yang meninggal karena bunuh diri pernah memberikan tanda-tanda atau peringatan terhadap orang di sekitarnya. Hal ini bisa dilihat dari perkataan dan kebiasaan dia sehari-hari. Contohnya, ia akan sering berbicara atau menulis tentang kematian, menyakiti diri sendiri dengan berbagai cara, atau mendekati hal-hal yang dapat membuatnya kehilangan nyawa. Hal pertama yang dapat kamu lakukan adalah sadari hal-hal tersebut sebagai suatu pertanda bunuh diri.

Setelah itu, kamu bisa coba menunjukkan perhatian kepada orang tersebut. Mulailah dari mengajaknya berbicara dari hati ke hati, coba dengarkan dan berempati kepadanya. Jika dia sudah ada di tahap percobaan bunuh diri, coba untuk mengecek barang-barang di sekitarnya. Jauhkan ia dari benda-benda seperti senjata api, senjata tajam, alkohol atau obat-obatan yang berlebihan, racun, dan sebagainya. Pikiran bunuh diri dapat diperburuk dengan keberadaan benda-benda tersebut yang dekat dengan jangkauan.

2. Ajak berpikir dan berkegiatan positif

Fakta soal bunuh diri telah masuk daftar sepuluh besar faktor penyebab kematian di dunia yang membuat kita harus lebih aktif melakukan pencegahannya. Setelah menyadari tanda-tandanya, kita bisa melakukan hal selanjutnya. Misalnya, dengan mengajak mereka berpikir dan melakukan kegiatan positif, membiasakan diri konsumsi makanan sehat, tidur yang cukup, berhenti merokok, dan menghindari minuman beralkohol. Hal ini dikenal dengan nama Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan Dialectical Behavior Therapy (DBT).

CBT adalah sebuah treatment yang sering disarankan oleh psikolog untuk orang-orang yang memiliki pemikiran bunuh diri. Selain mampu mendistorsi pikiran negatif untuk bunuh diri, CBT juga menuntut fisik kita untuk aktif bergerak sehingga bagus untuk kesehatan tubuh kita. Bahkan, kegiatan fisik seperti berolahraga 45 menit sehari dan tiga kali seminggu mampu mengurangi resiko gangguan pada kesehatan mental. Metode ini tentu harus disesuaikan dengan kondisi si penderita karena tiap kasus akan berbeda satu dengan yang lain.

Selain itu, kamu juga bisa mengajak mereka mengikuti support group. Laporan WHO yang berjudul "Preventing Suicide - How To Start a Survivors" Group yang dirilis pada 2008 menyatakan, sebuah support group dapat menyediakan tempat dimana survivor bisa berbagi keresahan dan menumbuhkan rasa saling menguatkan di antara anggotanya. Mereka juga bisa saling bertukar semangat dan saling menguatkan satu sama lain. Di Indonesia sendiri, kamu bisa mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari Into the Light, LSM Jangan Bunuh Diri, Get Happy, dan masih banyak lagi.

3. Cari bantuan kepada ahli

Apabila kamu sudah berhasil memberikan pertolongan pertama pada kerabat yang mempunyai pikiran suicidal, langkah selanjutnya yaitu, secepatnya bawa mereka kepada ahlinya. Mungkin hal ini akan sedikit sulit, mengingat orang dengan pikiran bunuh diri akan sulit menceritakan permasalahannya kepada tenaga medis yang jarang mereka temui. Namun, dengan pendampinganmu atau kerabat dekat lainnya, ia diharapkan **bisa melewati itu dengan kekuatan dan semangat lebih.

Selain itu, kamu juga bisa terus ikut andil dalam treatment yang diberikan oleh tenaga medis. Kenapa? Pada umumnya, treatment tersebut akan berlangsung lama dan membutuhkan proses sampai ia benar-benar bisa keluar dari jerat pikiran bunuh dirinya. Keberadaanmu di sampingnya dapat membuatnya lebih bersemangat menjalani terapi yang pada akhirnya akan membantu dia sembuh.

Kita tidak pernah tahu beban apa yang telah dilewati orang lain, bahkan kerabat dekat kita. Berhentilah membanding-bandingkan masalah yang kita alami dan mulailah untuk mendengar dan belajar memahami. Ingat, kehadiran dan dukunganmu dapat menyelamatkan banyak nyawa dari ancaman bunuh diri! Jadi, tetap jaga kesehatan mental dirimu dan mereka yang berada di lingkungan sekitar, ya, Socconians?

Referensi

Penulis : Hanif Abdul
Editor in Chief : Shinta Setyaningrum
Editor Medis : Sohra S.Psi., M.M., M.Psi., Psikolog
Sumber Tulisan :
  1. Melinda, Smith et. all. (2019). “Suicide Prevention”. Diakses dari laman website helpguide.org pada 11 Februari 2020.
  2. Grahame, Gould. (2019). “3 Steps to Prevent Suicide”. Diakses dari laman website lifeline.org pada 14 Februari 2020.
  3. Christina, Gregory. (2019). “Suicide and Prevention - Understanding The Risk Factors, Prevention, and What We Can Do to Help”. Diakses dari laman website psycom.net pada 14 Februari 2020.
  4. Nutrien Health Team. (2019). “Suicide Prevention: How Exercise Can Improve Your Mental Health”. Diakses dari laman website nutrienheallth.org pada 14 Februari 2020.
  5. World Health Organization. (2008). “Preventing Suicide - How to Start a Survivors’ Group”. Diakses dari laman website who.int pada 14 Februair 2020.
  6. Nancy, Schimelpfening. (2020). “Suicide Prevention Tips”. Diakses dari laman website verywellmind.com pada 14 Februari 2020.

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.