• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
02 Jul

Self-Development: Lakukan Ini Untuk Kelola Rasa Cemasmu!

by

Halo, Socconians!

Semoga kamu dalam keadaan baik, ya! Kali ini, Social Connect kembali dengan artikel edukatif lainnya mengenai tips mengelola kecemasan sebagai salah satu upaya self-development. Penasaran? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

Apa Itu Self-Development?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai cara mengelola kecemasan, penting bagi kamu untuk melihatnya dari perspektif yang lebih luas. Self-development atau pengembangan diri merupakan suatu upaya atau strategi yang dilakukan seseorang dengan tujuan mengembangkan kemampuan dirinya. Sebagai manusia, penting bagi kita untuk selalu mengembangkan kemampuan diri kita dengan apa yang kita punya untuk mencapai standar yang lebih baik. Dengan begitu, manusia dapat bertumbuh menjadi pribadi yang lebih cakap dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, bersosialisasi, dan dalam mengatasi masalah atau tekanan.

Dengan pengertian yang luas ini, self-development pun dapat mencakup banyak aspek, seperti pengembangan diri dalam bidang kesehatan (secara fisik dan mental), intelektual, skills, dan lain-lain. Praktik mencintai atau menerima diri sendiri, penguasaan diri, dan pengelolaan stres, misalnya, merupakan beberapa contoh upaya self-development dalam bidang kesehatan mental. Tak hanya itu, latihan fisik, meditasi, dan mengatur pola makan juga merupakan bentuk self-development di bidang kesehatan fisik.

Lantas, Apa Hubungannya dengan Kecemasan?

Di artikel ini, Social Connect akan fokus pada salah satu bentuk self-development yang berhubungan dengan kesehatan mental, yaitu pengelolaan rasa cemas (anxiety management). Cemas merupakan suatu hal yang wajar. Namun, jika berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan fisik, mental, dan mengganggu produktivitas kamu. Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder), misalnya, merupakan gangguan kecemasan kronis di mana mereka dengan gangguan kecemasan ini merasa tegang, takut, dan khawatir secara terus-menerus tanpa terkendali. Gangguan ini menyebabkan banyak hal negatif seperti rasa gelisah yang tak wajar, susah berkonsentrasi, susah tidur (insomnia), sesak napas, kelelahan, dan hal-hal lain yang kemudian dapat terus berkembang menjadi lebih buruk jika tidak diatasi. Hal ini tentu sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Dengan mengelola kecemasan, kamu dapat membantu melatih diri kamu untuk menghadapi tekanan dan rasa gelisah dengan cara yang sehat. Hal ini kemudian dapat berdampak baik bagi kehidupan keseharian kamu, baik itu dalam hal produktivitas maupun kesehatan.

Cara Mengelola Rasa Cemas

Setelah membaca penjelasan sebelumnya, kamu pasti berpikir: adakah cara yang terbukti efektif dalam mengelola rasa cemas demi rutinitas yang lebih tenang, bahagia, dan produktif? Jawabannya adalah: tentu saja! Berikut ini hal-hal sederhana, tetapi efektif yang dapat membantu kamu mengatasi rasa cemas.

1. Perbaiki Pola hidup

Berolahragalah! Hal ini merupakan senjata pamungkas menghadapi stres, cemas, atau masalah kesehatan lainnya. Saat berolahraga, otak manusia melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood. Tak hanya itu, mengatur diet, seperti mengonsumsi makanan sehat dan menghindari kafein, nikotin, dan alkohol dapat meredakan kecemasan.

2. Relaksasi Diri

Orang dengan kecemasan secara tak sadar sering menahan napasnya. Rutin menarik napas secara dalam dan fokus, mendengarkan musik klasik, dan mencium aromaterapi dapat membantu merilekskan pikiranmu. Dengan begitu, kamu bisa berpikir lebih tenang dan jernih.

3. Curahkan Isi Hati dan Pikiranmu

Curhat ke orang terdekat atau buku harian kamu bukanlah sesuatu yang memalukan. Berbagi dan bersosialisasi dapat memberikan rasa lega karena tidak perlu menyimpan semuanya sendiri.

4. Atur Mindset-mu

Jauhkan pikiran negatif, baik itu terhadap sekelilingmu maupun dirimu sendiri. Belajarlah untuk selalu sabar dan percayalah bahwa apa pun yang terjadi, kamu sudah melakukan yang terbaik. Hal ini dapat mengurangi kecemasan kamu terhadap hal-hal yang diluar kontrol.

Bagaimana, apa kamu sudah mengerti cara mengelola rasa cemas dengan baik dan efektif? Dengan cara-cara tadi, kamu bisa berlatih mengembangkan kemampuan mengelola rasa cemasmu. Namun, perlu diingat bahwa penanganan profesional tetap dibutuhkan untuk kasus tertentu. Segera kunjungi dokter kalau cara tadi tidak kunjung berdampak bagimu.

Semoga penjelasan diatas membantu kamu ya! Jangan lupa kunjungi media sosial dan website Social Connect untuk artikel menarik lainnya. See you next time, Socconians!

Referensi

Penulis: Naletha G. E. Pangemanan

Editor-in-Chief: Aniesa Rahmania Pramitha Devi

Editor Medis: Keisha Alika Lie, BPsychSc

Editor Tata Bahasa: Christina Intania A.

Sumber Tulisan :

  1. Alodokter. (2020, February 19). “Mengenal Anxiety yang Mengganggu dan Berbagai Jenisnya”. Diakses pada 20 November 2020 dari situs https://www.alodokter.com/mengenal-anxiety-yang-mengganggu-dan-berbagai-jenisnya
  2. Carey, E. (2017, April 19). “What’s generalized anxiety disorder (GAD) and how do I treat it? Healthline”. Diakses pada 20 November 2020 dari situs https://www.healthline.com/health/anxiety/generalized-anxiety-disorder#lifestyle
  3. Clarke, J. (2020, November 12). “Can self-improvement feel like too much of a good thing? Verywell Mind”. Diakses pada 20 November 2020 dari situs https://www.verywellmind.com/can-you-be-addicted-to-self-improvement-4174464#areas-of-self-improvement
  4. Hirschlag, A. (2018, December 17). “How to cope with anxiety: 11 simple ways and when to see a doctor. Healthline”. Diakses pada 20 November 2020 dari situs https://www.healthline.com/health/mental-health/how-to-cope-with-anxiety#quick-coping-methods
  5. Iliades, C. (2018, January 5). “7 Causes of Anxiety. Everydayhealth”. Diakses pada 4 Desember 2020 dari situs https://www.everydayhealth.com/anxiety-pictures/7-surprising-causes-of-anxiety.aspx
  6. Julson, E. (2018, April 10). “11 signs and symptoms of anxiety disorders”. Healthline. Diakses pada 20 November 2020 dari situs https://www.healthline.com/nutrition/anxiety-disorder-symptoms
  7. Merriam-Webster. (n.d.). “Definition of SELF-DEVELOPMENT”. Dictionary by Merriam-Webster: America's most-trusted online dictionary. Diakses pada 20 November 2020 dari situs https://www.merriam-webster.com/dictionary/self-development
  8. Munir, S., & Takov, V. (2020). Generalized Anxiety Disorder. StatPearls Publishing LLC - National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441870/
  9. Swari, R. C. (2020, April 24). “Anxiety disorder (Gangguan Kecemasan)”. Hello Sehat. Diakses pada 20 November 2020 dari situs https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/anxiety-disorder-gangguan-kecemasan/
  10. Verywell Mind. (n.d.). “Self-Improvement Strategies for Mental Health”. Diakses pada 20 November 2020 dari situs https://www.verywellmind.com/self-improvement-4157212
  11. WebMD Medical Reference. (n.d.). “Anxiety Disorders”. Diakses pada 20 November 2020 dari situs https://www.webmd.com/anxiety-panic/guide/anxiety-disorders#1

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.