• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
22 Jan

Benarkah Anxiety Disorder Dapat Menyebabkan Hilang Ingatan? Begini Penjelasannya

by Rifqa Amalia Azzyati, S.Psi.

Hai, Socconians!

Pernahkah kamu merasa khawatir pada sesuatu yang bahkan belum terjadi? Bersikap gelisah di situasi tertentu? Merasa takut jika kamu melakukan kesalahan pada pekerjaanmu?

Semua itu merupakan bentuk dari kecemasan. Lalu, apa hubungannya dengan hilang ingatan? Nah, kali ini Social Connect ingin membahas kedua hal itu disini. Ayo simak uraiannya!

Apa, sih, Kecemasan itu?

Kecemasan atau anxiety adalah keadaan takut atau khawatir jika sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Kecemasan sendiri adalah respons normal diri kita terhadap situasi yang memicu stres atau perubahan lingkungan. Pada beberapa aspek, kecemasan dapat membantu kita untuk menyesuaikan diri atau mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi.

Namun, jika kecemasan yang muncul terlalu berlebihan, maka ini akan mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Kita bisa saja terjebak dalam lingkaran kekhawatiran terus-menerus dan memikirkan segala kemungkinan terburuk, meski sebenarnya apa yang kita pikirkan tidak seburuk itu. Tentunya, hal ini akan menguras banyak energi mental kita.

Terkait dengan topik kali ini, Socconians mungkin menyadari bahwa saat cemas kamu cenderung akan merasa:

- Sulit mengingat detail-detail kecil di pekerjaan maupun sekolah,

- Tiba-tiba lupa pada tanggal atau acara di hari tertentu,

- Sulit berkonsentrasi dalam ujian,

- Melupakan hal-hal sepele dalam aktivitas sehari-hari seperti lupa mengunci pintu, melupakan informasi yang baru kamu baca, atau lupa dimana posisi kamu terakhir meninggalkan barangmu.

Hal-hal di atas merupakan sebagian gejala yang mungkin muncul ketika kita cemas. Kita bisa jadi terlalu fokus pada apa yang kita khawatirkan dan melupakan hal lain yang seharusnya menjadi fokus utama saat itu. Dari sinilah kecemasan dan hilangnya ingatan mulai berhubungan.

Bagaimana Kecemasan mempengaruhi Ingatan Kita?

Orang yang cemas akan secara otomatis berfokus pada sesuatu yang membuatnya khawatir, menahan perhatiannya pada satu hal itu saja dan membuatnya sulit untuk memproses informasi lain dari lingkungannya. Semakin banyak stres yang diterima dari kecemasan tersebut, maka aktivitas pemrosesan informasi di otak juga semakin terganggu, terutama pada bagian otak yang memproses respon stres dan ingatan.

Saat merasa cemas, otak kita akan mulai memproduksi hormon stres berupa adrenalin dan kortisol yang bertindak sebagai alarm tubuh kita saat merasa terancam. Kedua hormon ini sebenarnya membantu kita untuk lebih waspada dan memacu otak agar bekerja secara lebih efektif. Namun, ketika kecemasan ini muncul secara terus-menerus, otak akan mengalami kelelahan sehingga menghambat proses pengembalian ingatan.

Dalam pendekatan psikodinamika, hilangnya ingatan saat cemas merupakan salah satu bentuk pertahanan diri (defense mechanism) ketika menghadapi situasi yang negatif. Kecemasan membawa emosi-emosi yang tidak menyenangkan. Untuk mengurangi perasaan ini, diri kita cenderung akan menyingkirkan beberapa ingatan masa lalu yang berkaitan dengan stres. Umumnya, hal ini terjadi pada orang-orang yang memiliki trauma khusus, seperti trauma masa kecil atau orang dengan PTSD (post-traumatic stress disorder).

Perlu diketahui bahwa ingatan yang hilang saat cemas kebanyakan merupakan ingatan jangka pendek. Beberapa orang mungkin merasakan bahwa ingatan mereka menjadi berkabut, atau hanya mampu mengingat samar-samar kejadian spesifik dalam hidupnya. Ada pula orang yang melupakan hal-hal kecil seperti lupa di mana dia menaruh kunci kendaraannya. Meski sering terjadi, ingatan yang hilang saat cemas ini dapat muncul kembali ketika sumber kecemasan telah berlalu.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Ada beberapa cara yang dapat Socconians lakukan untuk mengatasi hilangnya ingatan akibat kecemasan, yakni:

1. Terapkan Pola Tidur yang Sehat.

Sama seperti bagian tubuh yang lain, otak kita juga memerlukan istirahat yang cukup untuk berfungsi secara optimal. Pola tidur yang buruk dapat memicu masalah kesehatan, kesulitan konsentrasi, serta sulit memusatkan perhatian. Ketika kita kurang tidur dan cemas, otak akan secara terus-menerus mengulang pikiran negatif dalam kepala kita. Oleh karena itu, usahakan untuk memberikan istirahat yang cukup pada tubuh maupun mental kita, ya!

2. Lakukan Teknik Pernapasan saat Cemas Melanda.

Ketika kecemasan menyerang, Socconians dapat melakukan teknik pernapasan untuk mengurangi luapan emosi yang dirasakan. Ambil jeda dari kegiatan yang sedang dilakukan dan pejamkan mata. Mulai tarik napas melalui hidung hingga memenuhi paru-paru, lalu menghembuskannya perlahan melalui mulut. Usahakan untuk tidak memikirkan hal-hal yang membebani pikiran. Lakukan teknik pernapasan ini berkali-kali hingga Socconians merasa lebih tenang.

3. Tulis Apa yang Kamu Rasakan.

Meski terdengar sepele, menulis dapat membantu untuk meredakan gejala kecemasan dan membantu kita untuk mengingat, *lho*. Dengan menulis, Socconians dapat meluapkan apa yang dirasakan pada selembar kertas. Selain itu, untuk menghindarkan kita dari lupa pada hal-hal penting, Socconians dapat membuat catatan kecil berisikan daftar apa yang hendak kita lakukan.

4. Habiskan Waktu bersama Orang-Orang Terdekat.

Berinteraksi dan menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat dapat menghindarkan kita dari stres dan membantu kita untuk lebih fokus sehingga pikiran kita tidak teralihkan pada hal negatif. Ketika sedang dilanda banyak pikiran, tidak perlu sungkan untuk mencari teman ngobrol. Dukungan dari orang terdekat dapat memberikan dampak yang sangat besar pada kesehatan mental kita.

5. Lakukan Olahraga Ringan.

Selain bermanfaat untuk tubuh, olahraga ringan dapat membantu dalam meningkatkan mood, meringankan gejala kecemasan dan depresi, serta secara keseluruhan meningkatkan kinerja otak. Tidak perlu olahraga yang berat, cukup seperti berjalan 15 menit di pagi hari atau melakukan rangkaian yoga singkat sudah sangat membantu.

6. Konsultasi dengan Psikolog.

Tidak perlu ragu untuk mencari pertolongan profesional ketika kecemasan yang kita rasakan sudah terlalu berlebihan. Konsultasi dengan psikolog dapat membantu ketika kita terjebak dalam masalah. Usahakan juga jangan memendam masalah sendiri karena hal itu dapat menjadi "bom waktu" untuk diri kita di kemudian hari. Kesehatan mental adalah aspek penting yang perlu kita jaga dan rawat untuk membantu dalam mengatasi tekanan dan mencapai hidup yang penuh makna.

Referensi

Penulis : Rifqa Amalia Azzyati, S.Psi.

Editor Tata Bahasa : Dian Rotua Damanik

Sumber Tulisan :

  1. Angelidis, A., Solis, E., Lautenbach, F. et al. (2019). “I’m going to fail! Acute Cognitive Performance Anxiety Increases Threat-interference and Impairs WM Performance”. (1) 1-25. Leiden: Plos One. DOI: 10.17605/OSF.IO/6KBC8.
  2. Crystal Raypole. (2021). “Yes, Anxiety Can Affect Your Memory. Here’s How to Cope”. Diakses dari laman web healthline.com pada tanggal 14 September 2021.
  3. Kizilbash, A.H., Vanderploeg, R.D., Curtiss, G. (200). “The Effects of Depression and Anxiety on Memory Performance”. Archieves of Clinical Neuropsychology (17) 57-67. USA: Pergamon.
  4. Moran, Tim P. (2016). “Anxiety and Working Memory Capacity: A Meta-Analysis and Narrative Review”. Pychological Bulletin. 142 (8) 831-864. Michigan: American Psychological Association. DOI: 10.1037/bul0000051.
  5. Nevid, J.S., Rathus S.A., Greene, B. (2003). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.