• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
30 Jun

People Pleaser versus Kesehatan Mental

by Lydia Kristiani S. Psi

Bikin kue untuk ulang tahun Dian, check!

Bantu selesaikan laporan kantor Bambang, check!

Jadi babysitter dadakan buat Susan dan Budi, check!

Kenapa tahu-tahu waktumu habis dan kamu merasa kelelahan, ya?

Socconians, bila kamu merasa mengalami situasi seperti di atas, mungkin kamu adalah seorang people pleaser. Coba evaluasi dirimu, apakah kamu sering merasakan hal-hal di bawah ini?

  • Sulit menolak permintaan orang lain dan ingin selalu memberi bantuan
  • Mudah menyetujui pendapat dan keputusan orang lain
  • Mudah meminta maaf, bahkan untuk hal yang tidak kamu lakukan
  • Berusaha menyesuaikan diri dengan orang yang ada di sekelilingmu

Mayoritas jawaban "ya" menandakan karakteristik dari seorang people pleaser. Sesuai dengan makna katanya, people pleaser selalu ingin menyenangkan orang lain. Namun, perilaku ini tidak sama dengan baik hati. Sebab, seseorang mendahulukan kepentingan orang lain dan mengabaikan kebutuhannya sendiri. Berbeda dengan orang yang ingin melakukan kebaikan, ia dapat menarik batas dan tetap mempedulikan dirinya.

Walau di permukaan people pleaser terlihat selalu gembira dan disukai orang banyak, sesungguhnya ada dampak negatif yang dapat mempengaruhi kesehatan mentalnya. Perilaku menyenangkan orang lain biasanya lekat dengan sifat yang disebut sociotropy, yaitu sifat ketika individu berusaha membina hubungan dengan cara mendapatkan persetujuan orang lain. Sifat ini dapat berhubungan dengan masalah lain, misalnya kepercayaan diri yang rendah, perasaan tidak aman alias insecure, pengalaman masa lalu yang menyakitkan, serta sikap perfeksionis.

Jika kamu adalah seorang people pleaser, mulailah sedikit demi sedikit mengambil langkah untuk berubah. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan mentalmu. Sebab, bisa saja timbul kemarahan yang terpendam, perasaan tertekan, hingga merasa bahwa hidupmu tidak berjalan seperti keinginanmu. Kamu dapat mulai memberi batasan sampai seberapa jauh kamu akan membantu orang lain. Namun, kamu tetap bisa memenuhi kebutuhanmu sendiri. Biasakan juga untuk mengingat kembali berbagai hal yang membuatmu tidak nyaman, tetapi tetap kamu lakukan untuk menyenangkan orang di sekelilingmu. Kemudian, kamu dapat berlatih untuk mengatakan tidak apabila kejadian tersebut terulang di kemudian hari.

Socconians, memang butuh waktu untuk berubah. Namun, walaupun dilakukan dalam langkah-langkah kecil, tanpa disadari kamu sudah membuat langkah yang besar. Semoga berhasil dan ikuti terus artikel-artikel bermanfaat lainnya dari Social Connect, ya!

Referensi

Penulis: Lydia Kristiani S. Psi

Editor Tata Bahasa: Hania Latifa

Sumber Tulisan:

  1. What Is a People Pleaser. (25 Oktober 2021). Webmd.com. Diakses dari laman https://www.webmd.com/mental-health/what-is-a-people-pleaser pada tanggal 19 Maret 2022/TanpaPenulis
  2. Cherry, Kendra. (2021). "How to Stop Being a People-Pleaser". Diakses dari laman https://www.verywellmind.com/how-to-stop-being-a-people-pleaser-5184412 pada tanggal 19 Maret 2022.

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2023 All rights reserved.