• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
26 Jul

Mengenal OCD dan Gejala Umumnya

by dr. Vania Rafelia

Halo Socconians!

Pernahkah kamu mengutarakan atau mendengar seseorang mengatakan, “Duh, aku nggak bisa kalau tidak rapi gini, aku kan OCD banget! atau “Kamu tuh benar-benar OCD ya, apa-apa harus bersih”? Nah, sebenarnya apa sih OCD itu? Apakah benar kalau bersih dan rapi itu selalu berarti OCD? Yuk, kita coba bahas bersama!

Mengenal OCD

Obsessive Compulsive Disorder (OCD) merupakan suatu kondisi ketika seseorang memiliki kesulitan untuk mengendalikan pikiran dan ide tertentu (obsesi) secara berulang yang muncul dengan sendirinya, lalu diikuti dengan perilaku berulang (kompulsi) yang disadari mengganggu. Jika tidak segera diatasi, penderita akan merasa cemas hingga aktivitas sehari-harinya terganggu. Gangguan kesehatan mental terjadi pada 2--3% populasi di dunia dan kebanyakan gejalanya muncul pada usia remaja atau dewasa muda (18--24 tahun). Risiko terjadinya OCD tidak begitu dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin, tetapi didapati bahwa kebanyakan gejala awal ditemukan lebih dini pada orang dengan jenis kelamin laki-laki daripada perempuan.1-3

Gejala Umum OCD

Beberapa pola gejala yang umumnya dijumpai pada orang OCD yaitu sebagai berikut :2-4

  1. Kontaminasi. Sebanyak 55--65% orang dengan OCD mengalami obsesi pada suatu hal terkait kemungkinan kontaminasi yang diikuti dengan perilaku berulang untuk mengatasinya, seperti membersihkan, mencuci dan menghindari objek terkontaminasi secara rutin. Contohnya, ia merasa harus mencuci tangan tujuh kali atau mencuci perabot berulang kali.
  2. Sikap ragu-ragu patologis. Obsesi yang didasari perasaan khawatir dan ragu-ragu akan suatu hal umumnya karena hal tersebut dirasa berpotensi bahaya sehingga merasa perlu memeriksa atau mengecek suatu hal berlebihan dengan pola dan frekuensi tertentu.
  3. Pikiran intrusif lainnya, yaitu pikiran mengganggu atau tidak wajar yang berulang dan dirasa mengganggu, tetapi tidak bisa diabaikan. Hal ini dapat terkait pikiran akan suatu hubungan percintaan atau hubungan seksual. Contohnya, ia merasa ada pikiran ingin menyakiti atau melakukan kekerasan terhadap pasangan yang berulang dan tidak bisa dihilangkan.
  4. Menimbun (hoarding). Beberapa orang dengan OCD memiliki kebiasaan menimbun barang didasari atas kekhawatiran atau ketakutan obsesif yang sangat spesifik.
  5. Simetri, yaitu perilaku obsesif ketika seseorang merasa dirinya harus melakukan suatu hal dengan pola simetri tertentu, dan jika tidak dilakukan akan selalu mengganggu pikirannya. Contohnya, ia harus menata buku dengan pola tertentu baik berdasarkan ukuran maupun warna.

Perbedaan OCD dengan Perilaku yang Berulang

Tentunya tidak semua perilaku berulang termasuk kompulsi, ya! Bukan berarti dengan kita memeriksa beberapa kali akan suatu hal, seperti memeriksa apakah rumah sudah terkunci atau belum lebih dari satu kali, berarti kita memiliki gejala OCD. Perbedaannya dapat dilihat sebagai berikut :1,3

  1. Ketidakmampuan mengontrol pikiran dan perbuatannya
  2. Tidak mendapatkan kesenangan atau kepuasan saat melakukan perilaku atau ritual, tetapi dilakukan lebih untuk mengurangi kecemasan yang ditimbulkan oleh pikiran tersebut
  3. Pikiran tersebut mengganggu selama minimal sejam dalam sehari, hingga mengalami hambatan dalam beraktivitas karena tetap cemas dan tidak bisa tenang melanjutkan aktivitas sehari-hari

Beberapa orang dengan OCD juga disertai dengan gangguan “tic”, yaitu suatu gangguan gerakan tidak diinginkan yang terjadi secara tiba-tiba, singkat, dan berulang, seperti mata berkedip berulang-ulang, wajah menyeringai, mengangkat bahu, dan menyentak kepala atau bahu. Selain itu, ada juga “vocal tics” yang umum berupa suara, seperti membersihkan tenggorokan berulang.1

Kebanyakan orang dengan OCD mencoba membantu dirinya sendiri dengan menghindari situasi yang memicu obsesinya atau mereka mungkin menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan untuk menenangkan diri karena tidak menyadari hal tersebut membutuhkan penanganan lebih lanjut.1,3 Jadi, apa yang seharusnya dilakukan jika Socconians merasa memiliki gejala-gejala OCD? Kamu dapat segera memeriksakan diri ke psikolog klinis maupun psikiater terdekat agar dapat diperiksa secara menyeluruh dan dapat ditangani dengan cepat.

Sekarang Socconians sudah tahu kan apa itu OCD? Yuk, kita saling memberi informasi yang benar terkait OCD pada orang-orang di sekitar kita!

Halo, saya dr.Vania Rafelia, lulusan profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana tahun 2018. Saat ini saya sedang bekerja sebagai asisten penelitian Departemen Psikiatri FKUI-RSCM.

Referensi

Penulis : dr. Vania Rafelia

Editor-in-Chief : Aniesa Rahmania Pramitha Devi dan Edward Christopher Yo

Editor Medis : dr. Vania Rafelia

Editor Tata Bahasa : Dian Rotua Damanik

Sumber Tulisan :

  1. American Psychiatric Association.(2017). “What Is Obsessive-Compulsive Disorder?” diakses pada tanggal 1 Desember 2020 dari situs web https://www.psychiatry.org/patients-families/ocd/what-is-obsessive-compulsive-disorder
  2. Bhikram T, Abi-Jaoude E, Sandor P.(2017). “OCD: Obsessive-Compulsive … disgust? The Role of Disgust in Obsessive-Compulsive Disorder”. J Psychiatry Neurosci. 2017 Sep;42(5):300-306. doi: 10.1503/jpn.160079. PMID: 28375077; PMCID: PMC5573572.
  3. National Institute of Mental Health:US.(2019). “Obsessive-Compulsive Disorder” diakses pada tanggal 1 Desember 2020 dari situs web https://www.nimh.nih.gov/health/topics/obsessive-compulsive-disorder-ocd/index.shtml
  4. Winarsih NS.(2018). “Gangguan obsesif-kompulsif”. In: Elvira SD, Hadisukanto G, editors. Buku ajar psikiatri. 3rd ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI 2018. p.303-7.

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.