• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
23 Jul

Mengenal Tipe OCD atau Gangguan Obsesif Kompulsif

by Ananta Nur Puspitasari

Halo, Socconians!

Kalian pasti sudah pernah mendengar kata OCD (Obsessive-Compulsive Disorder) atau dalam bahasa Indonesia disebut Gangguan Obsesif Kompulsif. Kali ini Social Connect akan membahas tipe-tipe OCD yang mungkin belum diketahui banyak orang.

Menurut International OCD Foundation, gangguan obsesif kompulsif merupakan gangguan kesehatan mental yang dapat dialami segala usia dan lapisan masyarakat ketika merasakan gejala obsesi dan kompulsi. Seseorang mungkin mengalami obsesi, kompulsi, atau keduanya, yang menyebabkan kecemasan berlebih bagi yang mengalaminya. Gejala obsesi yang dialami dapat berupa pikiran yang tidak diinginkan dan mengganggu yang memicu perasaan takut, resah, dan tidak tenang. Sedangkan kompulsif merupakan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dalam upayanya mengurangi atau menyingkirkan kecemasan yang timbul dari obsesi.

Gejala OCD dapat muncul dalam berbagai bentuk yang tidak terbatas. Hingga sekarang, berbagai penelitian masih dilakukan untuk mengenali tipe-tipe dan bentuk OCD. Akan tetapi, pada umumnya gangguan ini dikelompokkan ke dalam enam tipe yang berbeda.

1. Checking

Merupakan tipe OCD yang paling umum yang dialami orang. Pada tipe ini, gejala perilaku yang muncul adalah memeriksa sesuatu secara berulang-ulang, terkadang hingga ratusan kali dan bertahan hingga berjam-jam. Hal ini mungkin sering kali dianggap remeh oleh orang yang awam akan OCD. Namun, perilaku ini dapat menyebabkan pengaruh yang signifikan terhadap penderitanya hingga dapat mengganggu hubungan sosial dan pekerjaannya. Beberapa hal yang umumnya diperiksa adalah kunci pintu atau jendela, saklar lampu, bahkan keran air.

2. Contamination

Merupakan ketakutan akan terkena kontaminasi yang berbahaya baik bagi dirinya sendiri atau orang yang dicintai. Orang dengan gejala OCD tipe ini sering kali ditemukan mencuci atau membersihkan bagian tubuh berulang-ulang. Terkadang, orang dengan gejala OCD tipe ini juga menghindar dari suatu tempat, orang, bahkan benda jika mereka mengalami ketakutan akan terkontaminasi.

3. Mental Contamination

OCD tipe ini serupa dengan tipe contamination, hanya saja penyebabnya bukanlah tempat atau barang tetapi oleh perasaan. Orang dengan gejala OCD tipe ini dapat merasa terkontaminasi jika merasa tersakiti secara psikologis, seperti diperlakukan buruk, diejek, atau bahkan melalui komentar yang kritis dan kasar. Perlakuan seperti ini menyebabkan penderita merasa adanya hal yang tidak bersih di dalam diri. Umumnya, perilaku yang muncul adalah mencuci atau membersihkan tubuhnya berulang-ulang sampai dirasa kontaminasi tersebut sudah hilang.

4. Hoarding

Merupakan kesulitan membuang barang atau benda usang yang nilainya sedikit atau bahkan tidak bernilai sama sekali. Gejala OCD tipe ini hampir tidak dapat dibedakan dengan hoarding disorder. Adapun hoarding disorder mempunyai gejala menyimpan atau menimbun benda yang sudah tidak terpakai hingga memenuhi ruang di tempat tinggalnya. Sampai saat ini, berkaitan dengan OCD, belum diketahui alasan tertentu seseorang mulai melakukan hoarding atau penimbunan. Gejala OCD tipe hoarding ini dapat menjadi berbahaya karena berkaitan dengan kebersihan dan keselamatan lingkungan tempat tinggalnya.

5. Ruminations

Merupakan pikiran obsesif yang mengganggu, ruminations atau perenungan cenderung berkaitan dengan pikiran yang mengarah pada pertanyaan yang tidak memiliki jawaban yang pasti. Contoh dari OCD tipe ini adalah ketika seseorang memikirkan kehidupan setelah mati secara berkepanjangan dan terus-menerus. Contoh lainnya adalah ketika orang memikirkan, “Apakah semua orang baik atau jahat?” Sebagian besar dari ruminations ini tidak mengarah pada solusi atau kesimpulan tertentu sehingga penderita dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk memikirkan hal tersebut.

6. Intrusive Thoughts

Berbeda dengan ruminations, OCD tipe intrusive thoughts merupakan pikiran yang tidak diinginkan dan mengganggu. Pikiran ini umumnya dialami secara tidak sengaja dan berlangsung berulang-ulang dan tidak dapat diselesaikan secara logis lalu menyebabkan kecemasan. Pikiran yang mengganggu penderita OCD dengan tipe ini dapat berkaitan dengan seksualitas, hubungan, agama, kekerasan, simetri, dan lain-lain.

Socconians, dari penjelasan di atas kita dapat memahami bahwa ternyata gejala OCD atau Gangguan Obsesif Kompulsif dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe yang berbeda. Jika kalian merasa memiliki gejala seperti penjelasan di atas, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater, ya!

Referensi

Penulis: Ananta Nur Puspitasari

Editor-in-Chief: Kabrina Rian

Editor Medis: Gabriella Christina Sutanto, S. Psi.

Editor Tata Bahasa: Servita Ramadhianti dan Finda Rhosyana

Sumber Tulisan:

  1. Tim penulis International OCD Foundation. “(n.d). About OCD”. Diakses pada tanggal 1 September 2020 dari situs website iocdf.org. 
  2. Tim penulis Canadian Mental Health Association. (2016). “Obsessive Compulsive Disorder (OCD)”. Diakses pada tanggal 1 September 2020 dari situs website cmha.ca.
  3. Tim Penulis OCD United Kingdom. “(n.d.). Types of OCD”. Diakses pada tanggal 1 September 2020 dari situs website ocduk.org. 
  4. Tim penulis The American Psychiatric Association. (2017). “What is Obsessive-Compulsive Disorder?”. Diakses pada tanggal 1 September 2020 dari situs website psychiatry.org.
  5. Tim penulis Northpoint. (2019). “What Types of OCD Are There? Get the Breakdown Here”. Diakses pada tanggal 1 September 2020 dari situs website northpointrecovery.com.
  6. Randy O. Frost, Gail Steketee, & David F. Tolin. (2015). Comorbidity in Hoarding Disorder, Focus, 13 (2). doi: 10.1176/appi.focus.130218

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.