• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
05 Jul

Setiap Remaja Memainkan Peran dalam Bullying. Kok Bisa?

by

Hi, Socconians!

Apakah kamu pernah menjadi korban bullying saat remaja? Atau mungkin kamu pernah melihat perilaku bullying di depan matamu? Tahukah kamu bahwa setiap pelaku memainkan peran masing-masing dalam tindakan bullying?

Sebelum membahas peran apa saja yang dimainkan para remaja dalam tindakan bullying, ada baiknya Socconians mengetahui apa itu bullying terlebih dahulu. Sebuah penelitian tentang bullying pernah dilakukan oleh 2 badan di Amerika Serikat, yaitu Centers for Disease Control and Prevention (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Amerika Serikat. Mereka mencapai kesimpulan tentang definisi bullying yang tepat untuk menggambarkan apa yang dialami para remaja. Dikatakan bahwa tindakan bullying merupakan perilaku agresif yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh remaja lain atau sekelompok remaja untuk menunjukkan perbedaan kekuatan.

Para remaja juga pernah diminta untuk mendefinisikan arti bullying menurut mereka. Ternyata, pandangan mereka terhadap tindakan bullying sangatlah bervariasi. Definisi bullying yang dipahami oleh para remaja akan menentukan dimana mereka memainkan peran dalam bullying.

Secara garis besar, terdapat dua peran yang dimainkan oleh remaja, yaitu peran langsung dan peran tidak langsung. Yang terdapat ke dalam peran langsung adalah remaja yang membully dan yang menjadi korban bullying.

Remaja yang Mem-bully

Remaja dengan peran ini akan melakukan tindakan bullying terhadap remaja lainnya. Tujuannya sederhana, yaitu menunjukkan bahwa mereka memiliki kekuatan yang lebih besar daripada lawannya. Kekuatan yang mereka ingin tunjukkan dapat berupa banyak hal, seperti kekuasaan, kemampuan, kepercayaan diri, dan lainnya.

Remaja yang Menjadi Korban Bullying

Remaja yang memainkan peran ini merupakan remaja yang dijadikan pelampiasan tindakan bullying oleh pem-bully. Salah satu alasan remaja dapat menjadi korban bullying adalah karena mereka berbeda dari pem-bully. 

Sedangkan yang terdapat dalam peran tidak langsung adalah remaja yang membantu, mempertegas, membela, dan outsiders.

Remaja yang Membantu

Remaja dengan peran ini akan membantu pem-bully untuk mem-bully korban bullying. Mereka akan membuat kepercayaan diri pem-bully naik sehingga pem-bully tidak segan-segan melakukan tindakan bullying.

Remaja yang Mempertegas

Remaja yang mempertegas tidak membantu pem-bully, melainkan mempertegas suatu tindakan bullying. Contoh yang paling sering terjadi adalah dengan ikut menertawakan dan menyaksikan apa yang sedang terjadi. Mereka beranggapan bahwa menyaksikan tindakan bullying merupakan sesuatu yang menyenangkan.

Remaja yang Membela

Remaja yang membela biasanya berani melakukan suatu tindakan di luar kebiasaan, yaitu membela mereka yang menjadi korban bullying. Mereka akan membantu korban bullying agar tidak terjadi tindakan bullying lagi. Tanpa mereka sadari, perilaku mereka ini dapat membuat pembully berhenti melakukan tindakan bullying sepenuhnya.

Outsiders

Outsiders dapat dikatakan merupakan kebalikan dari para remaja yang mempertegas tindakan bullying. Mereka memang melihat tindakan tersebut, tetapi tidak memihak pihak manapun. Remaja menjadi seorang outsiders dapat dikarenakan beberapa hal, seperti tidak tahu apa yang harus dilakukan, takut memperburuk keadaan, dan berpikir apa yang mereka akan lakukan tidak akan membuat perbedaan.

Dari penjabaran di atas, apakah Socconians sudah paham bahwa remaja dapat memainkan lebih dari satu peran? Mereka dapat menjadi remaja yang mem-bully remaja lain di satu grup pertemanan dan juga menjadi korban bullying di grup pertemanan lainnya. Atau mungkin mereka pernah menjadi korban bullying sehingga mereka berani membantu teman lainnya dan menjadi remaja yang membela tindakan tersebut. Dengan mengetahui peran apa yang dimainkan remaja, Socconians barulah dapat membantu remaja keluar dari situasi bullying.

Referensi

Penulis : Marvella Nethania

Editor-in-Chief : Sulistia Ningsih

Editor Medis : Andreas Prasetyo Sianturi, S.Psi

Sumber Tulisan :

  1. Byrne, H., Dooley, B., Fitzgerald, A., & Dolphin, L. (2015). Adolescents’ definitions of bullying: the contribution of age, gender, and experience of bullying. European Journal of Psychology of Education. Vol. 31 (3). Hlm. 403--418.
  2. Tim Penulis Bullying.No Way!. (2020). “Roles that kids play”. Diakses dari laman bullyingnoway.gov.au pada tangal 21 Juni 2020.
  3. Tim Penulis stopbullying.gov. (2017). “The Roles Kids Play in Bullying*”*. Diakses dari laman stopbullying.gov pada tanggal 21 Juni 2020.

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.