• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
15 Mar

Apakah Media Sosial Memengaruhi Rasa Kesepian Para Penggunanya?

by Habibah Miftahurrahmah, S.Psi

Halo, Socconians!

Kali ini, artikel Social Connect akan membahas tentang media sosial, suatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi kalian semua.

Media sosial hadir sebagai salah satu alternatif yang dapat kita gunakan untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Sekitar 61,8% penduduk Indonesia adalah pengguna media sosial aktif yang didominasi usia 13 hingga 34 tahun. Dalam sehari, para pengguna di Indonesia rata-rata menghabiskan waktu selama 3 jam 14 menit, lho! Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata secara global, yaitu 2 jam 25 menit.

Dengan adanya media sosial, kita menjadi makin mudah untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa batas, apalagi di masa pandemi yang membuat sebagian besar orang tidak bisa saling bertemu secara langsung ini. Lama-kelamaan, komunikasi online mulai menggantikan peran komunikasi tatap muka. Sebagai makhluk sosial, tentunya kita memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Namun, apakah komunikasi online saja sudah cukup?

Kualitas hubungan yang terbentuk dari komunikasi tatap muka dinilai memiliki kualitas dan keintiman yang lebih kuat dibandingkan komunikasi virtual. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa komunikasi tatap muka lebih efektif dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang dibandingkan komunikasi virtual. Seseorang dapat terhubung dengan orang lain secara virtual, tetapi tidak secara fisik. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang tetap bisa merasa kesepian meskipun mereka terhubung secara virtual.

Kesepian diartikan sebagai perasaan yang sifatnya subjektif, terbentuk dari ketidaksesuaian antara ekspektasi dan kenyataan mengenai relasi dengan orang lain. Perasaan tidak nyaman tersebut dapat mendorong seseorang untuk terhubung dengan orang lain. Di masa pandemi seperti sekarang ini, sebagian besar orang akan memilih komunikasi secara virtual dibanding komunikasi tatap muka karena keterbatasan keadaan sehingga kecenderungan untuk menggunakan media sosial makin meningkat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dalam tingkat tinggi dapat menyebabkan munculnya perasaan terisolasi secara sosial dan menurunnya kesejahteraan sosial. Hal ini tentu tidak sejalan dengan fungsi media sosial sebagai sarana untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Selain kesepian, penggunaan media sosial yang berlebihan bisa memicu masalah kesehatan mental, depresi, kecemasan, sulit fokus, dan kekhawatiran apabila melewatkan informasi yang dibagikan oleh orang lain atau yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out).

Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa tetap menjaga kesehatan mental? Socconians bisa mencoba mengurangi dan membatasi penggunaan media sosial. Hal ini dinilai efektif dalam mengurangi rasa kesepian, gejala depresi, kecemasan, dan fear of missing out. Beberapa media sosial, contohnya Instagram, juga telah menyediakan fitur pengingat harian pemakaian aplikasinya. Yuk, mulai atur penggunaan media sosialmu dari sekarang!

Referensi

Penulis : Habibah Miftahurrahmah, S.Psi.

Editor Tata Bahasa : Hania Latifa

Sumber Tulisan : 

  1. de Jong Gierveld, J., van Tilburg, T. & Dykstra, P. A. Loneliness and Social Isolation. Dalam D. Perlman & A. Vangelisti (Eds.), The Cambridge handbook of personal relationships (hal 485-500). Cambridge, UK: Cambridge University Press.
  2. Guo H. (2018). Linking Loneliness and Use of Social Media. Master’s Thesis, University of Helsinki. Diakses pada tanggal 29 September 2021 dari laman web https://helda.helsinki.fi/
  3. Kemp, S. (2021). Digital 2021: Indonesia. Diakses pada tanggal 27 September 2021 dari laman web https://datareportal.com/
  4. Lee, P. S. N., Leung L., Lo V., et al. (2011). Internet Communication versus Face-to-face Interaction in Quality of Life. Social Indicator Research. 100(3): 375-389. https://doi.org/10.1007/s11205-010-9618-3
  5. Hunt, M. G., Marx, R., Lipson, C., et al. (2018). No More FoMo: Limitting Social Media Decreases Loneliness and Depression. Journal of Social and Clinical Psychology, 37(10): 751-768. https://doi.org/10.1521/jscp.2018.37.10.751
  6. Primack, B. A., Shensa, A., Sidani, J. E., et al. (2017). Social Media Use and Perceived Social Isolation among Young Adults in the US. American Journal of Preventive Medicine, 53(1): 1-8. https://doi.org/10.1016/j.amepre.2017.01.010

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.