• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
26 Jan

Bagaimana menghadapi Stres dengan Mindfulness

by Eunike Paramita, S.Psi

Hai, Socconians! Gimana kabarnya beberapa hari ini? Mungkin ada yang sedang menghadapi hari-hari sulit dan penuh tekanan yang membuat kita stres, terutama di kondisi pandemi yang seolah-olah tak kunjung berakhir ini. Nah, semoga dengan membaca artikel yang dibahas Social Connect kali ini, Socconians bisa terbantu dalam menghadapi stres, ya!

Setiap orang pasti pernah mengalami stres dalam kehidupan sehari-hari. Stres merupakan respon fisik maupun emosional yang timbul dari proses penyesuaian diri seseorang terhadap perubahan yang dialaminya. Fenomena ini melibatkan hampir semua sistem tubuh dan mempengaruhi seseorang dalam merasa dan berperilaku. Kalau stres datang, sering, kan, tiba-tiba perut terasa sakit atau jantung berdetak tidak beraturan?

Faktor yang menyebabkan stres bisa kita sebut sebagai stresor. Stresor bisa berasal dari mana saja, bentuknya bisa masalah kecil maupun masalah besar. Stresor kecil yang kita hadapi sehari-hari, contohnya jalanan macet, tugas kuliah yang sulit, atau masalah lainnya, dapat kita selesaikan dalam waktu relatif singkat dan tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan kita secara umum. Namun, terdapat stress berat yang berlangsung dalam waktu lama, seperti kehilangan pekerjaan, mengalami bencana alam, atau situasi pandemik seperti yang sedang kita hadapi bersama. Ini bukan hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga mengguncang banyak orang secara finansial. Stresor berat tersebut dapat mempengaruhi kehidupan, bahkan mempengaruhi kesehatan mental seseorang sehingga bisa mengganggu orang tersebut menjalani kehidupan dengan semestinya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi stres, yaitu dengan menerapkan mindfulness dalam menjalani kehidupan. Mindfulness adalah ketika seseorang menaruh perhatian dan kesadaran penuh terhadap hal yang terjadi di masa sekarang. Ketika seseorang menerapkan mindfulness, terjadi kesadaran yang jernih dan sesuai dengan realita yang sedang terjadi saat itu. Orang tersebut pun dapat menerima pengalaman yang sedang terjadi sebagai realita apa adanya. Hal ini dapat mengurangi perasaan negatif dan meningkatkan perasaan positif pada dirinya.

Mindfulness terjadi saat seseorang secara sengaja menaruh perhatian penuh, sehingga muncul kesadaran pada momen yang sedang dijalani sekarang tanpa adanya penghakiman. Mindfulness bisa membuat kita mampu menerima dan bukannya reaktif terhadap kondisi yang sedang dijalani. Tanpa kita sadari, kadang sebagian besar waktu telah kita habiskan dalam mode autopilot, yaitu ketika kita melakukan segala sesuatu secara otomatis tanpa kesadaran penuh. Kita makan, minum, berjalan, atau menyapu lantai begitu saja tanpa secara utuh menaruh perhatian dan kesadaran kita pada hal yang sedang kita kerjakan. Kita jadi melewatkan momen-momen kecil yang seharusnya bisa kita nikmati saat menaruh perhatian penuh, terutama ketika kita berada dalam kondisi yang penuh tekanan dan stresor. Kedua hal ini membuat kita sangat terfokus untuk segera menyelesaikan masalah supaya emosi negatif yang kita rasakan semakin cepat hilang.

Kebiasaan kita saat melakukan sesuatu secara otomatis, tanpa sadar, dan terlalu menaruh perhatian secara penuh justru bisa membuat kita lebih stres dan tertekan. Sebab, kita menetapkan standar dan ekspektasi yang kemudian membebani pikiran dan hati. Kita juga merespon stresor yang datang dengan reaktif tanpa kontrol diri yang baik, seolah-olah situasi menjadi semakin buruk. Oleh karena itu, menerapkan mindfulness dapat membantu menjernihkan pikiran sehingga kita dapat menikmati realita yang terjadi di sekitar. Cara ini juga bisa membantu menghadapi tantangan dan stresor di depan kita dengan lebih baik.

Mindfulness dapat dijalani oleh siapa saja tanpa syarat apa pun sebagai teknik meditasi. Secara praktis, setiap orang dapat menerapkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari. Teknik ini bahkan bisa dilakukan sambil mengerjakan aktivitas harian biasa, seperti berjalan, makan, minum, dan lain-lain. Caranya cukup mudah, yaitu dengan melakukan langkah “STOP”:

  1. S: Stop and take stock, yaitu berhenti dan merasakan apa yang sedang dialami pada momen tersebut.
  2. T: Take a breath, melakukan latihan pernafasan untuk mengarahkan kesadaran.
  3. O: Open and observe, yaitu memperluas kesadaran kepada lingkungan sekitar.
  4. P: Proceed, melanjutkan kegiatan yang dilakukan sembari terus menjaga kesadaran.

Sebagai contoh sederhana: ketika sedang makan, cobalah untuk benar-benar memusatkan pikiran pada apa yang sedang dimakan, rasanya, teksturnya, baunya, dan nikmati proses mengunyah serta menelan makanan secara utuh, sadar, dan penuh perhatian. Begitu pula ketika sedang berjalan, berolahraga, atau berkegiatan lainnya.

Latihan meditasi mindfulness seperti ini akan meningkatkan kesadaran dan menarik diri kita kepada realita yang sedang dihadapi. Cara ini juga melatih kita untuk lebih tenang dalam menghadapi situasi penuh tekanan dengan pikiran yang jernih. Sebab, otak kita terbiasa untuk mencerna terlebih dahulu apa saja yang terjadi di sekitar kita, tidak buru-buru mencoba menyelesaikan segala masalah dalam mode autopilot.

Ketika menerapkan mindfulness, tekanan dan stresor yang kita hadapi memang tidak berkurang ataupun menjadi lebih ringan. Namun, cara menghadapinya akan jauh berbeda karena kita menghadapi tekanan tersebut dengan penuh kesadaran dan pikiran yang jernih. Sehingga, kita diharapkan dapat menyelesaikan setiap tantangan yang ada dengan baik tanpa membuat kesehatan mental kita terganggu.

Referensi

Penulis : Eunike Paramita, S.Psi.

Editor Tata Bahasa : Sevilla Nouval Evanda

Sumber Tulisan :

  1. Maharani, E. (2017). Pengaruh pelatihan berbasis Mindfulness terhadap tingkat stres pada guru PAUD. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 9(2), 100-110. doi:https://doi.org/10.21831/jpipfip.v9i2.12919
  2. Musabiq, S. A., & Karimah, I. (2018). Gambaran Stress dan Dampaknya pada Mahasiswa. InSight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 20(2), 75-83, DOI: 10.26486/psikologi.v20i2.240
  3. NN. (2021). “Mengenal Lebih Dekat dengan Mindfulness Based Therapy”. Diakses pada tanggal 31 Agustus 2021 dari situs https://spesialis1.psikiatri.fk.unair.ac.id/mengenal-lebih-dekattentang-mindfulness-based-therapy.html
  4. P2PTM Kemkes RI. (2020). “Apakah yang Dimaksud dengan Stres Itu?”. diakses dari lama web online pada tanggal 28 Agustus 2021. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographicp2ptm/stress/apakah-yang-dimaksud-stres-itu,
  5. Stress. Dalam APA Dictionary of Psychology. diakses dari lama web online pada tanggal 28 Agustus
  6. https://dictionary.apa.org/stress
  7. Waskito, P., Loekmono, J., & Dwikurnaningsih, Y. (2018). Hubungan Antara Mindfulness dengan Kepuasan Hidup Mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 3(3), 99-107. Retrieved from http://journal2.um.ac.id/index.php/jkbk/article/view/3644/2883
  8. Zinn, Jon-Kabbat (2017). “Jon Kabat-Zinn: Defining Mindfulness”. Diakses dari laman web online pada tanggal 28 Agustus 2021 https://www.mindful.org/jon-kabat-zinn-definingmindfulness

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.