• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
17 Mar

Kurang Percaya Diri? Yuk, Cari Tahu Penyebabnya!

by Adiya Alifa Yuniar, S.Psi

Halo, Socconians!

Pada kesempatan kali ini, Social Connect membahas topik yang berkaitan dengan kesehatan mental, lebih tepatnya tentang self-esteem.

Pernahkah Socconians merasa kurang percaya diri atau gak pede? Misalnya, kamu kurang percaya diri dengan penampilan kamu saat ini, merasa berbeda dari orang lain, atau mengalami perasaan lainnya yang membuat dirimu merasa tidak berharga.

Perasaan tidak percaya diri sebenarnya wajar saja, lo. Akan tetapi, jika ketidakpercayaan diri tersebut sudah melewati batas, kamu bisa terdampak secara negatif ketika melakukan aktivitas sehari-hari.

Self-esteem merupakan perasaan yang fluktuatif atau tidak stabil dari waktu ke waktu. Bisa saja saat ini kamu memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tetapi beberapa hari kemudian kamu merasa tidak percaya diri. Hal tersebut dipengaruhi oleh situasi, waktu, dan kondisi yang kamu alami.

Supaya lebih mengetahui isu kesehatan mental yang berkaitan dengan self-esteem, yuk, simak artikel berikut ini!

Apa Itu Self-Esteem? Self-esteem merupakan suatu penilaian positif yang dinilai oleh seseorang terhadap dirinya. Seseorang yang memiliki self-esteem tinggi akan memiliki anggapan bahwa dirinya berharga dan sering menghargai diri sendiri.

Apa Saja, Sih, Tanda Aku Memiliki Self-Esteem Tinggi?

  1. Kamu memiliki pandangan bahwa “diriku ini berharga dan memiliki perasaan sayang untuk diri sendiri”.
  2. Dapat menilai kemampuan yang ada pada dirimu.
  3. Dapat mengendalikan emosi yang muncul saat kamu dihadapkan pada suatu situasi yang tidak pernah terbayangkan.

Apa Saja yang Menyebabkan Seseorang Tidak Percaya Diri?

  1. Kesuksesan dan kegagalan. Seperti yang kita ketahui, kesuksesan dan kegagalan biasanya memiliki pengaruh yang paling penting pada kepercayaan diri seorang. Misalnya, kesuksesan akan meningkatkan rasa percaya diri dan kegagalan akan menurunkan kepercayaan diri seseorang. Adanya pengalaman kegagalan yang terus-menerus dialami akan berdampak pada menurunnya kepercayaan diri seseorang. Hal ini terbentuk karena adanya persepsi dan keyakinan yang dibentuk oleh kenyataan dan pengalaman.
  2. Adanya penolakan dan penerimaan. Sama halnya dengan kesuksesan dan kegagalan, penolakan dan penerimaan juga memengaruhi kepercayaan diri seseorang. Pengalaman akan kegagalan yang muncul terus-menerus akan menimbulkan asumsi bahwa “aku selalu gagal”. Persepsi dan keyakinan tersebut dibentuk oleh pengalaman yang pernah terjadi dan sering kali menimbulkan rasa kurang percaya diri.
  3. Penampilan. Kita mungkin sering mendengar ucapan “aku gendut banget” atau “badanku pendek”. Hal tersebut merupakan salah satu wujud ketidakpercayaan diri berdasarkan penampilan. Hal ini terjadi karena harapan yang dimiliki tidak sesuai dengan kondisi saat ini sehingga menyebabkan timbulnya ketidakpercayaan diri.
  4. Perilaku orang tua. Perilaku orang tua dalam mendidik anaknya berperan sangat penting dalam membentuk kepercayaan diri anak, lo. Orang tua yang mempunyai komunikasi yang baik dengan anaknya biasanya dapat memahami perasaan sang anak sehingga kepercayaan diri anak tersebut terpupuk dengan baik.
  5. Pengalaman masa kecil yang buruk. Pengalaman negatif yang pernah dialami semasa kecil dapat menyebabkan seseorang merasa kurang percaya diri. Pengalaman negatif tersebut dapat berupa bullying, hubungan yang tidak erat dengan keluarga, atau masa sulit di sekolah.
  6. Pengalaman kehidupan yang rumit. Poin ini cenderung mengarah kepada pengalaman yang dirasakan semasa dewasa, misalnya berakhirnya kehidupan percintaan, sakit yang tidak kunjung sembuh, kematian seseorang, dan belum mendapatkan pekerjaan dapat memengaruhi kepercayaan diri juga, terutama jika kamu saat ini sedang mengalami masa yang sulit.
  7. Kepribadian. Poin ini cenderung mengacu pada kepribadian seseorang. Misalnya, seseorang yang sering berpikir negatif pada diri sendiri biasanya sulit untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain karena adanya pemikiran yang buruk terhadap dirinya. Pemikiran tersebut muncul dari skenario buruk yang ada di dalam kepala meskipun skenario buruk tersebut belum tentu terjadi.
  8. Merasa berbeda. Perasaan takut dilihat berbeda orang lain berupa “kok, aku beda, sih?” atau “kok, aku aneh?” dapat menyebabkan kamu berperilaku sesuai dengan harapan dan norma sosial. Tekanan yang ada dapat memengaruhi cara kamu melihat diri sendiri meskipun perilaku yang kamu tunjukkan tidak sesuai dengan diri kamu sama sekali. Hal itu disebabkan oleh ketakutan akan dipandang berbeda oleh orang lain.
  9. Hubungan dengan orang lain. Terkadang, orang lain pernah melukai perasaanmu sehingga menyebabkan kamu merasa tidak berharga atau bahkan takut jika tidak dapat memenuhi harapan orang lain.
  10. Stres berlebih. Jika kamu pernah atau bahkan sedang berada pada masa yang sulit dan tidak mampu untuk mengatasi permasalahan dan tekanan yang ada, hal tersebut akan menyebabkan timbulnya ketidakpercayaan diri.
  11. Diskriminasi dan stigma. Diskriminasi dan stigma yang pernah kamu alami, apa pun alasan dan penyebabnya, dapat memengaruhi kepercayaan dirimu.
  12. Kesepian. Jika kamu memiliki hubungan sosial yang terbatas dengan orang lain atau bahkan sulit untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain, pandangan terhadap dirimu sendiri boleh jadi buruk sehingga menyebabkan kamu jadi kurang percaya diri.
  13. Trauma, pelecehan, atau bullying. Trauma; pelecehan fisik, seksual, atau psikologis; dan intimidasi dapat menyebabkan timbulnya rasa kurang percaya diri.

Setelah mengetahui penyebab seringnya kamu merasa tidak percaya diri, yuk, belajar untuk lebih tepat mengendalikan pemikiran-pemikiran negatif terhadap diri sendiri! Biasanya, perasaan tidak percaya diri muncul dari pemikiranmu sendiri. Pemikiran negatif dapat berupa kritik terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, dan meragukan diri sendiri. Ketiga pemikiran negatif tersebut merupakan perasaan tidak menghargai diri sendiri dan lebih berfokus kepada kelemahan dibanding dengan hal-hal positif yang ada pada dirimu.

Referensi

Nama Penulis : Adiya Alifa Yuniar, S.Psi

Editor Tata Bahasa : Ruth Margaretha Millania

Sumber Tulisan :

  1. Emler, N. (2014). Self-esteem: The cost and causes of low self-worth. May.
  2. Fennell, M. J. V. (2009). Overcoming low self-esteem : a self-help guide using cognitive behavioral techniques. Overcoming Series, xi, 366 p.
  3. Khalek, A. M. A. (2016). Introduction to The Psychology of Self-Esteem. January, 1–5.
  4. Murphy, B. (2013). How to Increase Your Self-esteem. In Mind (National Association for Mental Health) (pp. 1–21). https://doi.org/10.22233/20412495.1021.10
  5. Schubert, N., & Bowker, A. (2019). Examining the Impostor Phenomenon in Relation to Self-Esteem Level and Self-Esteem Instability. Current Psychology, 38(3), 749–755. https://doi.org/10.1007/s12144-017-9650-4

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.