• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
12 Oct

Mengenal Anorexia Nervosa pada Wanita

by Dhifani Rizqita Harasti, S.Psi

Hai, Socconians!

Kali ini, Social Connect akan membahas salah satu gangguan yang sering kali dialami wanita, yaitu anorexia nervosa. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penderita anorexia nervosa bertambah dari tahun ke tahun, terutama pada wanita dan remaja. Sebenarnya, apa itu anorexia nervosa?

Bagi kalian yang masih asing mendengar kata anorexia nervosa, pengertiannya adalah kesalahan memandang berat atau bentuk badan yang dimiliki. Seseorang yang mengalami gangguan ini mengalami ketakutan yang amat sangat terhadap kenaikan berat badan sehingga cenderung melakukan penolakan berat badan normal sesuai umur dan berat badan. Anorexia nervosa juga dapat disebut sebagai suatu kondisi saat individu kehilangan berat badan paling sedikit 15% dari berat badan normal, melalui usaha yang aktif untuk menjadi kurus dengan membatasi pemasukan makanan secara ketat dan atau ada usaha untuk mengeluarkan makanan yang ditelannya.

Mengapa Gangguan Ini Banyak Terjadi pada Wanita?

Bagi seorang remaja dan wanita, citra tubuh dikaitkan dengan status berat badan sehingga yang lebih gemuk akan merasa kurang puas dengan tubuhnya daripada memiliki tubuh kurus. Sikap dan perilaku wanita tentang tubuh dan berat badan tampaknya menghasilkan, setidaknya sebagian, dari standar fisik ketat dari daya tarik yang dihadapi wanita. TV dan media sosial adalah contoh media dengan standar wanita cantik harus memiliki tubuh kecil dan bentuk tubuh yang sempurna. Akibatnya, banyak dari wanita menganggap bahwa standar fisik seperti itulah yang paling sempurna. Saat masa remaja, mayoritas anak perempuan dengan status berat badannya merasa khawatir tentang berat badan mereka. Ketidakpuasan ini menyebabkan terjadinya perilaku diet yang salah.

Nah, dari beberapa penjelasan di atas, ada beberapa symptom atau gejala anorexia nervosa, yaitu sebagai berikut.

  • Pembatasan asupan energi yang kecil sehingga menyebabkan turunnya berat badan secara signifikan dalam konteks usia, jenis kelamin, perkembangan, dan kesehatan fisik.
  • Ketakutan yang intens akan bertambahnya berat badan atau menjadi gemuk meski berat badannya kurang dari normal.
  • Gangguan dalam penerimaan diri. Evaluasi diri sangat dipengaruhi oleh berat atau bentuk tubuh yang tidak semestinya, hingga penolakan terhadap bentuk atau berat badan terakhir.

Kemudian, terdapat dua tipe individu dalam menurunkan berat badannya, yaitu sebagai berikut.

  • Restricting type, yaitu melakukan diet yang sangat ketat untuk menjadi kurus.
  • Binge-eating/purging type, yaitu cara diet ketat dengan binge-eating yang diikuti dengan self-induced vomiting (muntah dengan memasukkan jari ke mulut) atau purging (menggunakan obat pencahar).

Berikut adalah beberapa dampak dari anorexia nervosa.

  • Depresi

Depresi sering dijumpai pada remaja yang mengalami anorexia nervosa. Remaja sering kali depresi karena merasa bentuk tubuh atau berat badan yang dimiliki belum sesuai dengan standar sosial yang berlaku dan terus-menerus merasa dirinya “gemuk”. Individu ini selalu beranggapan bahwa jika tidak kurus akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

  • Gangguan Kecemasan, Terutama Gangguan Obsessive-Compulsive. - Social Anxiety Disorder

Penderita anorexia nervosa merasa takut akan diawasi oleh orang lain mengenai bentuk tubuh atau berat badannya, dihakimi, serta dipermalukan oleh orang lain. Kemudian, hal ini membuat penderita anorexia mengalami social anxiety.

Nah, berdasarkan penjelasan di atas, apakah Socconians ada yang mengalami ciri-ciri anorexia nervosa tersebut? Semoga tidak ada, ya! Tetaplah cintai diri sendiri dan bersyukur terhadap bentuk tubuh yang kalian miliki!

Referensi

Penulis : Dhifani Rizqita Harasti, S.Psi

Editor Tata Bahasa : Maria Apsari Prajna Paramita dan Rani Fatmawati

Sumber Tulisan : 

  1. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders : DSM-5. — 5th ed. Washington : American Psychiatric Publishing
  2. Markey, C.N. & Markey, P.M. (2005). Relation Between Body Image and Dieting Behaviors: An Examination of Gender Differences. Sex Roles, Vol 53, No.78. doi 10.1007/s11199- 005-7139-3
  3. Ratnawati, V. & Sofiah, D. (2012). Percaya Diri, Body Image, dan Kecendurungan Remaja Putri pada Anorexia Nervosa. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol 1, No.2 (130-142)

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.