• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
20 Oct

Self Care: Solusi Ketika Sering Mengkritik Diri Sendiri

by dr. Eva Ardelia Sari

Hai, Socconians!

Berakhirnya pandemi sudah di depan mata? Nyatanya, semua itu masih dalam jangka waktu panjang dan tidak pasti. Socconians mungkin sudah tahu dampak apa yang sering dirasakan ketika terlalu lama berinteraksi hanya melalui daring atau bahkan baru merasakan bahwa media yang sering kita gunakan selama daring membuat tingkat ­self critic meningkat. Maksudnya apa, sih?

Dalam interaksi melalui panggilan video seperti Zoom atau Google Meet yang mengharuskan tatap muka, pernahkah Socconians menjadi stres terhadap penampilan diri sendiri ketika dihadapkan dengan beberapa mata yang selalu melihat kita? Atau bagaimana orang lain bereaksi terhadap sikap kita dalam berbicara saat berada di dalam pertemuan?

Sesungguhnya, sudah reaksi alamiah jika seseorang mengalami kekhawatiran semacam itu. Baiknya, hal ini dapat mempertegas keberadaan individu. Namun, interaksi melalui panggilan video dengan durasi yang lama dapat meningkatkan kecenderungan untuk mengevaluasi dan membandingkan diri sendiri yang sebenarnya belum tentu orang lain pikirkan. Peningkatan rasa tidak nyaman seperti ini dapat merusak kepercayaan diri sehingga yang muncul hanyalah kritikan terhadap diri sendiri yang disebut sebagai self critic.

Socconians harus ingat bahwa kepercayaan diri bukanlah sifat yang menetap. Perlu latihan terus-menerus agar tetap kuat. Lantas, bagaimana caranya? Self care!

Self care adalah tindakan yang sengaja dilakukan guna mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan kestabilan emosi. Terdapat banyak macam bentuknya, mulai dari tidur, makan, berolahraga, hingga perawatan kecantikan. Tindakan-tindakan kecil ini dapat mengingatkan kita bahwa ketika hidup menjadi sulit, kita masih memiliki kekuatan untuk mengambil sebuah tindakan dengan peduli terhadap diri sendiri.

Beberapa langkah ini dapat Socconians coba untuk meningkatkan self care.

  1. Identifikasi suara kritikan yang muncul dalam diri. Contohnya, “Hei canggung, kamu layak untuk presentasi di depan orang-orang”.
  2. Perhatikan konten media yang dikonsumsi. Pisahkan mana yang dapat membuatmu merasa baik dan mana yang tidak.
  3. Berikan waktu kepada diri sendiri untuk menolak, menjauhi, menghapus, atau swipe left hal-hal yang memicu respons negatif.
  4. Jika kamu harus melakukan interaksi melalui panggilan video, coba untuk menetapkan batas waktu pertemuan dan jangan ragu untuk off camera.
  5. Praktikan ritual perawatan diri, seperti menarik napas, mengoleskan pelembab ke badan, atau melakukan retouch makeup.

Selamat mencoba, Socconians!

Referensi

Penulis: dr. Eva Ardelia Sari
Editor Tata Bahasa: Rani Fatmawati

Sumber Tulisan:

  1. Psychological Association (2021) “Stress in America: January 2021 Stress Snapshot”. Diakses dari laman web https://www.apa.org/news/press/releases/stress/2021/one-year-pandemic-stress.
  2. CVS. (2021) “CVS Pharmacy announces 100% Beauty Mark compliancy in beauty aisles”. Diakses dari laman web https://cvshealth.com/news-and-insights/press-releases/cvs-pharmacy-announces-100-beauty-mark-compliancy-in-beauty-aisles

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.