• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
16 Mar

Tips Menjadi Pendengar yang Baik

by Eunike Paramita, S.Psi

Halo, Socconians! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan bahagia, ya! Nah, tentu saja hidup kita tidak selalu bahagia dan bebas dari masalah, Socconians. Walaupun begitu, ada salah satu cara untuk menjaga diri agar tetap bisa bertahan menghadapi tantangan dengan pikiran dan perasaan yang sehat dan wajar, yaitu dengan bercerita mengenai permasalahan dan perasaan kita saat terjadi suatu tantangan dalam hidup.

Ketika sebuah masalah atau beban menghampiri, seringkali kita merasakan begitu banyak emosi negatif. Hal ini pun membuat pikiran kita berkabut dan kita kesulitan memikirkan langkah apa yang harus dilakukan untuk bisa keluar dari masalah tersebut. Karena terlalu kalut dan terlarut dalam pemikiran dan emosi yang begitu kacau, ada banyak orang yang akhirnya memilih untuk mengambil jalan pintas dan mengakhiri hidup mereka. Akan tetapi, hal ini dapat dicegah dengan cara bercerita kepada orang lain, membagi beban pikiran dan emosi kepada orang yang kita percaya. Karena selain mendapatkan dukungan dari orang lain, lewat bercerita, pikiran kita pun bisa menjadi lebih jernih.

Menjadi pendengar yang baik sangat dibutuhkan di masa sekarang ini. Begitu banyak orang yang butuh untuk didengarkan, juga begitu banyak orang yang ingin menumpahkan permasalahan, ketakutan, kekhawatiran dan emosi-emosi negatif lainnya kepada orang lain. Namun, sayangnya, tidak semua orang bisa menjadi pendengar yang baik. Sering kita temui pendengar yang justru malah membuat orang yang bercerita makin terpuruk dan merasa dipojokkan dengan tanggapan-tanggapan yang kurang tepat. Atau bahkan tanpa kita sadari, bisa jadi kitalah yang belum dapat menjadi pendengar yang baik bagi orang lain lantaran kebingungan dan tidak tahu bagaimana harus merespons orang yang datang dan curhat kepada kita.

Kali ini, Social Connect akan membahas serta memberikan tips menjadi pendengar yang baik sehingga kita bisa menolong orang lain untuk dapat menghadapi masalahnya dengan lebih baik dan sehat.

Untuk menjadi pendengar yang baik, tentunya kita harus memiliki beberapa sifat dasar yang dibutuhkan dalam mendengarkan orang lain. Penting untuk membangun kenyamanan dan rasa aman kepada orang yang bercerita. Nah, sifat-sifat dasar ini bisa dipelajari dan dilatih, Socconians. Apa sajakah itu?

  1. Jadi diri sendiri. Seorang pendengar yang baik harus terlebih dahulu menerima dan memahami diri sendiri apa adanya sebelum berhadapan dengan orang lain. Pikiran, perasaan dan tindakan seorang pendengar haruslah sesuai dan selaras sehingga mampu membangun kepercayaan orang yang mau bercerita. Pendengar juga harus berani mengakui kelemahannya karena hal ini turut membantu orang yang bercerita merasa tidak sendirian karena orang yang mendengarkannya juga punya kelemahan.
  2. Menerima orang yang curhat dengan apa adanya. Ketika seseorang diterima seutuhnya bagaimanapun kondisinya saat itu, tanpa dihakimi dan disudutkan, orang tersebut akan menaruh kepercayaan yang lebih terhadap orang yang mendengarkannya. Orang yang curhat tersebut akan lebih nyaman, lebih terbuka, dan lebih memiliki citra positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karena itulah hal ini sangat memberikan dampak yang membangun bagi orang yang sedang kesulitan sehingga ia bisa mulai memikirkan jalan keluar dan membangun diri yang lebih positif lagi.
  3. Memiliki empati. Ini adalah salah satu kemampuan yang sangat penting dimiliki oleh siapa pun, terutama dalam hal mendengarkan orang lain. Memiliki empati artinya mampu memosisikan diri dengan orang yang sedang bercerita. Pendengar harus bisa memahami nilai-nilai yang dipegang oleh orang yang bercerita tanpa terlarut dengan nilai-nilai tersebut. Empati juga bisa dikatakan sebagai kemampuan untuk merasakan perasaan orang yang bercerita tanpa kehilangan dirinya sendiri. Sehingga saat orang lain bercerita, kita sebagai pendengar mampu memahami cerita dan permasalahan yang ia hadapi tanpa menghakimi dan mampu melihat dari berbagai sudut pandang.

Setelah membahas hal-hal apa saja yang harus dimiliki orang yang mau menjadi pendengar yang baik bagi orang lain, kita juga akan membahas beberapa hal lain yang perlu diperhatikan saat orang lain bercerita kepada kita. Karena saat seseorang hendak menceritakan masalahnya kepada kita, tentu saja kita tidak bisa asal dan sembarangan dalam mendengarkan. Ada beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan, di antaranya:

  1. Sediakan waktu khusus untuk sesi curhat. Sebisa mungkin jangan sambil melakukan hal lain seperti main ponsel, makan, ataupun yang lainnya supaya orang yang bercerita merasa diperhatikan dan dihargai dengan sepenuhnya.
  2. Dengarkan dengan penuh perhatian, pahami keseluruhan cerita dan ambil poin-poin penting yang disampaikan orang tersebut untuk dibahas lebih lanjut. Poin penting ini bisa menjadi bahan untuk kita menggali perasaan dan pemikiran orang yang bercerita lebih dalam lagi, serta menunjukkan bahwa kita benar-benar menyimak dan memahami permasalahan yang dialami. Untuk hal ini, kita dapat menggunakan metode refleksi. Bisa dalam bentuk konfirmasi ataupun kesimpulan dari apa yang diceritakan dengan bahasa dan kata-kata dari si pendengar.
  3. Tunjukkan empati melalui raut wajah serta sentuhan yang mendukung dan penuh rasa hormat, sehingga orang yang bercerita akan merasa diterima dan merasa lebih nyaman dan aman menceritakan permasalahannya ke pendengar.
  4. Sesekali, berikan kalimat-kalimat dukungan untuk mendorong orang yang bercerita menyelesaikan ceritanya dengan baik dan tuntas sehingga ia bisa lebih lega dan merasa lebih baik.
  5. Dengarkan cerita sampai selesai dan tuntas. Jangan sekali-kali menyela pembicaraan orang yang sedang bercerita kepada kita karena hal ini dapat merusak mood dan bisa membuat cerita yang disampaikan jadi tidak terarah dan malah melenceng dari permasalahan yang sesungguhnya.
  6. Tidak semua orang membutuhkan saran dari orang yang mendengarkan. Seringkali orang bercerita hanya untuk didengarkan atau untuk meluapkan emosinya saja. Jadi, kalau orang yang bercerita tidak meminta saran, sebaiknya hindari memberikan saran, apalagi sampai memaksakan pendapat kepadanya. Sebab, hal ini bisa membuatnya enggan bercerita kepada orang lain lagi.

Menjadi pendengar yang baik adalah sebuah keterampilan yang susah-susah gampang untuk dipelajari dan dipraktikkan. Dibutuhkan orang yang mempunyai hati untuk mau memahami posisi dan kesulitan yang dialami oleh orang lain, terlebih lagi di saat oramg tersebut kemungkinan juga memiliki permasalahan pribadinya sendiri.

Semoga melalui artikel sederhana ini, makin banyak orang yang mau dan berusaha untuk menjadi pendengar yang baik untuk orang-orang di sekitarnya. Karena sudah banyak orang yang pandai bicara, tetapi kalau semua orang berbicara, siapa yang akan jadi pendengarnya?

Referensi

Nama Penulis : Eunike Paramita, S.Psi.

Editor Tata Bahasa : Hania Latifa

Sumber Tulisan :

  1. Lumongga, N. (2014).  Memahami Dasar-dasar Konseling dalam Teori dan Praktik.  Indonesia: Kencana Prenada Media Group.
  2. Tuasikal, J. M. S. (2020). Keterampilan-keterampilan dalam Konseling.  Diakses dari laman web https://dosen.ung.ac.id/JumadiTuasikal/home/2020/3/24/keterampilan-keterampilan-dalam-konseling.html pada 20 Oktober 2021

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.