• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
14 Oct

Warnai Harimu dengan Musik: Manfaat Musik untuk Kesehatan Mental

by Joshua Michael Ahuluheluw, M.Psi., CMHA

Socconians, dalam perjalanan panjang hidupmu, kamu pasti pernah mendengarkan musik, bukan? Bisa musik dengan tempo cepat yang mampu mendorongmu untuk lebih bersemangat atau justru musik dengan tempo lambat yang membuat diri kamu menjadi kurang bergairah.

Menurut Koelsch (2014), musik merupakan sekumpulan suara terstruktur yang diproduksi oleh manusia dengan tujuan untuk interaksi sosial, pengalihan, dan pengekspresian emosi. Selain itu, musik juga termasuk ke dalam satu di antara simbol yang bisa dikatakan bersifat universal, sebab kehadirannya tidak dibatasi dan tidak terhalang oleh budaya tertentu. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila musik dijuluki sebagai language of emotion.

Socconians, musik tidak hanya memberikan pengaruh terhadap emosi seseorang, tetapi juga bisa memberikan makna tertentu agar seseorang dapat mengekspresikan emosi yang dimilikinya, membangun hubungan (build up relationship), sampai mengeksplorasi pengalaman pribadi yang dapat membantu menjaga dan meningkatkan kesehatan mental (Chen, dkk., 2015).

Berdasarkan pengertian tersebut, kita menjadi tahu bahwa musik tidak hanya bisa didengarkan saja, tetapi juga diekspresikan. Pengekspresiannya sendiri bisa dilakukan dengan cara bernyanyi, baik solo (tunggal) maupun grup (berkelompok/paduan suara), atau dengan memainkan alat musik.

Sejauh ini, sudah ada banyak sekali penelitian yang menjelaskan manfaat positif musik untuk kehidupan kita, lho, Socconians. Nah, berikut ini beberapa manfaat musik, khususnya untuk kesehatan mental yang berhasil Social Connect rangkum.

  1. Perawat penderita kanker yang mengikuti kegiatan paduan suara mengalami penurunan tingkat kecemasan dan memperoleh peningkatan kesejahteraan psikologis yang signifikan (Fancourt, Daisy, dkk., 2019).
  2. Menyanyi selama 20 menit dapat menurunkan perasaan negatif yang diikuti oleh peningkatan perasaan positif. Menyanyi berasosiasi dengan pengurangan hormon kortisol yaitu hormon yang muncul pada saat tertekan atau stres (Fancourt, Daisy, dkk., 2016).
  3. Menyanyi dapat meningatkan kebahagiaan dan menurunkan rasa sedih, serta khawatir. Berdasarkan penelitian (Schladt, T.M, dkk., 2017), terjadi peningkatan kebahagiaan dan penurunan rasa sedih, serta khawatir pada orang-orang setelah melakukan program menyanyi bersama (paduan suara) dan solo. Orang-orang yang melakukan paduan suara mengalami peningkatan hormon oksitoksin yang lebih signifikan dibandingkan dengan orang yang bernyanyi solo. Hormon oksitoksin sendiri berperan baik untuk memfasilitasi hubungan interpersonal dan sosial, penurunan kecemasan, serta mengurangi tingkat stres dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Mendengarkan dan/atau memainkan musik akan berdampak baik bagi interaksi sosial, meningkatkan kepercayaan dan hubungan interpersonal, hingga mengurangi rasa tidak aman seseorang dalam memaknai hidupnya. Untuk kesehatan fisik, aktivitas tersebut memberikan pengaruh yang baik, di antaranya menurunkan tekanan darah, membentuk sistem imun dalam kaitannya dengan penyebab infeksi, mengurangi tingkat kecemasan dan stres, serta memengaruhi tingkat gula darah. Bahkan, bagi penderita parkinson, demensia, autistik, penyintas PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), dan gangguan psikiatri lainnya, mendengarkan dan/atau memainkan musik dapat menjadi media terapi (Harvey, 2020).
  5. Bernyanyi dapat meningkatkan kualitas hidup dan mendengarkan musik dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis seperti ketenangan (Grebosz-Haring, Katarzyna dan Thun-Hohenstein, 2018).

Beberapa hasil penelitian di atas membuktikan bahwa musik membawa pengaruh yang sangat baik bagi fisik, batin, dan hubungan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari. Prosesnya pun unik, menggunakan pendekatan biologis yang memengaruhi kondisi psikis dari individu.

Membiasakan diri untuk mendengarkan, menyanyi, dan/atau bermain alat musik selama 20-45 menit dalam sehari merupakan langkah yang bijak agar kamu tetap sehat secara fisik dan psikis. Selain itu, kehidupanmu juga akan menjadi lebih berwarna. Oh iya, agar kamu bisa lebih bersemangat dalam menjalani hari, pilihlah lagu dengan nada yang ceria dan lirik yang menguatkan, ya!

Jadi, sudahkah Socconians bermusik hari ini?

Referensi

Penulis: Joshua Michael Ahuluheluw, M.Psi., CMHA
Editor Tata Bahasa: Delisti Putri Utami

Sumber Tulisan:

  1. Chen, XJ, dkk. 2016. "Randomized Trial of Group Music Therapy With Chinese Prisoners: Impact on Anxiety, Depression, and Self-Esteem". International Journal of Offenders Therapy and Comparative Criminology, 60(9): 1—18.
  2. Fancourt, Daisy, dkk. 2019. "Psychosocial Singing Interventions for The Mental Health and Well-Being of Family Carers of Patients with Cancer: Results from A Longitudinal Controlled Study". BMJ Open, 9: e026995.
  3. Fancourt, Daisy, dkk. 2016. "Singing Modulates Mood, Stress, Cortisol, Cytokine and Neuropeptide Activity in Cancer Patients and Carers". Ecancermedicalscience, 10: 631.
  4. Grebosz-Haring, Katarzyna dan Leonhard Thun-Hohenstein L. 2018. "Effects of Group Singing versus Group Music Listening on Hospitalized Children and Adolescents with Mental Disorders: A Pilot Study. Heliyon, 4(12) : 2—28.
  5. Harvey, Alan R. 2020. "Links Between the Neurobiology of Oxytocin and Human Musicality". Front. Hum. Neurosci, 14(350): 1—19.
  6. Koelsch, Stefan. 2014. "Brain Correlates of Music-Evoked Emotions". Nature Reviews Neuroscience, 15(3): 170—80.
  7. Schladt, T.M, dkk. 2017. "Choir versus Solo Singing: Effects on Mood, and Salivary Oxytocin and Cortisol Concentrations". Front. Hum. Neurosci, 11(430): 1—9.

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.