Bandung, 11 Juli 2021— Apakah kamu pernah bertemu dengan orang yang membuatmu kesal, marah atau bahkan memberikan dampak negatif terhadapmu? Misalnya teman sekolah yang sering menghinamu, keluarga yang tak mendukung prestasimu, atau bahkan rekan kerja yang menghambat produktivitas kamu. Orang-orang tersebut pasti menjadi beberapa pihak menyebalkan yang ingin kamu hindari. Sebab, orang-orang toxic kerap mempengaruhi pikiran, perasaan bahkan aktivitasmu sehari-hari. 

Masalahnya, tak mudah menghindari manusia yang menyebalkan, betul? Mungkin kamu harus tetap berinteraksi dengannya karena kalian tinggal bersama atau sulit menghindari karena banyak pekerjaan harus dilakukan bersama. 

Social Connect sebagai komunitas kesehatan mental memiliki perhatian lebih terhadap isu tersebut. Oleh karenanya, pada program Titik Temu Socconians, Social Connect mengajak teman-teman dalam komunitas untuk berbagi kisah menghadapi manusia menyebalkan. Harapannya, teman-teman komunitas memiliki ruang aman dan nyaman untuk menceritakan kisahnya, melepaskan keluh dan kesah. Selain itu, ditemani dengan profesional seperti psikolog dari Biro Psikologi Personale Social Connect, masalah seperti ini bisa diarahkan dengan penanganan yang tepat. 

Titik Temu Socconians atau TTS juga berharap dapat menjadi wadah untuk saling berbagi perspektif, dan mendengarkan dari berbagai sudut pandang maupun pengalaman. Diharapkan orang-orang yang bertemu manusia menyebalkan dapat lebih mengendalikan emosi mereka di kemudian waktu. Selain itu, diskusi ini juga menjadi sarana untuk mengevaluasi diri dan introspeksi apabila Socconians merasa bahwa mereka termasuk salah satu orang dari kategori manusia menyebalkan.

Melalui sambungan Zoom Meetings bersama 21 partisipan, acara ini berlangsung akrab dan hangat. Peserta saling berbagi cerita dan perspektif satu sama lain. Tak hanya itu, dalam diskusi ini juga ada games yang seru, lho. 

Social Connect adalah salah satu komunitas kesehatan mental terbesar di Indonesia yang hadir untuk membangun akses terhadap informasi dan pengetahuan kesehatan mental kepada siapa pun! Mimpi kami sangat sederhana, yakni: menciptakan Indonesia yang inklusif, di mana orang-orang bisa bercerita dan berdiskusi tentang kesehatan mental tanpa takut akan stigma dan diskriminasi.